Selamat Datang Pewaris Peradaban...!!


“Kebangkitan Islam adalah satu episode yang paling mengagumkan dalam sejarah manusia. Islam lahir dibumi dan tidak dikenal banyak orang, kemudian dalam jangka waktu hanya 1 abad silam berkembang menguasai separuh alam. Dalam proses itu islam meruntuhkan kerajaan-kerajaan besar dan bersamaan dengan itu mengubah hati manusia sehingga akhirnya berhasil mendirikan dunia baru, yakni dunia islam..
(M. Lothrop Sttodard dalam bukunya “ The New World Of Islam” )

Banyak hal yang dapat kita lihat, dan kita rasakan sebagai nikmat yang tak terhingga dari Dzat yang Maha Kaya. Karya yang Maha indah dari segala apa yang ada. Salah satunya akal yang dimiliki oleh setiap manusia. Akal yang senantiasa membuat kita bangga menjadi makhluk ciptaan-Nya. Betapa banyak karunia-Nya menghinggapi diri kita? Diri yang kadang tak tahu berbuat apa dengan diberikannya waktu luang juga kesehatan yang ada..
Mari kita sejenak bersyukur dengan tafakur, bagaimana kebesaran-Nya membuat kita menjadi amat berharga sebagai seorang insan yang sempurna. Peradaban besar manusia telah membuktikan pada kita bahwa, betapa banyak “kanfas-Nya” telah menggoreskan kebanggaan tiada terkira.
Perkembangan keislaman tetap dalam keadaan baik selama ada orang yang berkreasi dan “membuat kehidupan”. Seperti  orang yang mengabdi dengan tulus, atau menjaga akhlak diri serta aib saudara seimannya atau pengelola pertanian dan perusahaan dengan jujur. Atau  minoritas yang menjaga kekayaan umat, dan orang yang duduk bersila untuk mengajarkan ilmu, atau orang yang sabar diantara rak-rak buku, dan tumpukan manuskrip, dalam berpuluh-puluh bentuk kreativitas lain yang  diam - diam bersuara dengan irama yang diciptakannya.
Bayangkan jika banyak ilmuan yang juga sebagai manusia bisa dapat membuat suatu hal yang luar biasa. Kenapa kita tidak bisa? Kenapa kita hanya bisa meminta sedangkan telah banyak potensi yang telah Dia ciptakan pada diri kita? Namun kita hanya mengabaikannya dengan percuma?
Allah telah memuji dengan wahyu-Nya yang mulia.
Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah (Q.S.Ali ‘Imran : 110)
Dalam hadist ditegaskan.
“lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampi kalian sendiri merasa jemu (HR. Al Bukhari)
Carleton S. CEO HP. (Hewlett Packard) berpidato di Minneapolis, AS (2001) dengan topik Technology, Bussines and Our Way Of Life: What Next?” . Mengatakan
“ Beberapa abad silam, ada sebuah peradaban besar di Dunia. Kekuasaaanya begitu luas, sambung menyambung dari lautan kelautan, menjangkau kawasan utara, tropis, dan padang pasir. Dibawah kekuasaannya terdapat ratusan juta manusia dari berbagai agama, bangsa, dan keturunan. Salah satu bahasanya menjadi bahasan universal yang dipakai pada percakapan sebagian besar manusia saat ini (B. Arab).
 Para tentaranya beranggotakan orang-orang dari berbagai latar belakang dan pada daerah penaklukannya terlihat keamanan dan kemewahan tiada bandingannya. Peradaban ini hidup subur dengan penemuan-penemuan baru. Para arsiteknya mampu membangun bangunannya yang tinggi  melawan gravitasi. Pakar-pakar matematikanya menciptakan konsep aljabar dan algoritma. Konsep-konsep ini membantu penciptaan komputer dan enkripsi saat ini. Tokoh-tokoh medisnya menemukan obat-obat baru yang digunakan untuk melawan banyak penyakit. Tokoh-tokoh astronominya meneropong langit dan memberi  nama bintang-bintang dan sekaligus membuka jalan untuk penelitian luar angkasa.
Para penulisnya menulis ribuan cerita, juga kumpulan ilmu yang tak terhitung jumlahnya. Hingga menciptakan kegembiraan dengan hadirnya irama dengan nada yang diciptakan para penyairnya. Peradaban yang saya maksudkan adalah Islam, yang berkembang dari tahun 800-1600 Masehi.
Belum cukupkah bukti yang telah Allah tampakkan? Mari bercermin, sudah sejauh mana perbuatan kita bermanfaat pada orang lain. Semakin cepatnya waktu telah meninggalkan diri yang tertinggal, juga menemani diri yang ingin maju menggapai mimpi. Yang mau berikhtiar dengan optimal, juga bertawakkal atas segala kemungkinan serta menyikapinya dengan senyum dan kelapangan dada.
Dari pusat peradaban Baghdad dan Andalusialah lahir para ilmuwan besar seperti Ibnu Rusyd sang ahli filsafat yang terkenal dengan rasionalitasnya, Annafis, penemu sirkulsi darah, Ibnu Haitam “sang Bapak Optik”, Arrazi penemu obat cacar, Al-Farabi si ahli musik, Albattani si ahli Astronomi, Ibnu Batuta sang ahli bumi dan penjelajah dunia yang popular serta Ibnu Khaldun, sang Bapak sosial .
Jika kita amati sejarah peradaban manusia, kemajuan serta kehancurkan oleh satu hal yang mungkin menurut kita hal sepele.  Belajar. Yah, “karenanya apapun dapat terjadi. Pantas benar jika Allah memberikan wahyu  pertama adalah untuk membaca, karena dengannya kita dapat belajar dari segala apa yang ada. Cepat belajar, atau tertinggal dalam segala hal. Itulah pilihannya. Tidak ada pilihan lain. Setelah gilang gemilang kebangkitan pada masa Rosulullah, juga diteruskan pada puncak Abbasiyah. Dengan titian para pencari ilmu. Yang dengan kegemilangannya mampu membuat warga dunia berdecak kagum atas kejayaaannya. Tak lain adalah karena ilmu.
 Abad ini merupakan abad terpanas yang telah ada. Betapa tidak, banyaknya bencana juga banyaknya kejahatan manusia tak membuat kita tersadar dan mau bergerak. Penyebab jatuhnya suatu peradaban menurut Ibnu Khaldun adalah sebagai berikut :
a) Rusaknya moralitas penguasa, (b) penindasan penguasa dan ketidak adilan, (c) kedzaliman, (d) Hedonisme, (e) egoisme, (f) oportunisme, (g) campur tangan penguasa dalam kegiatan ekonomi rakyat, (h) rendahnya komitmen masyarakat terhadap agama, (j) penggunaan pena dan pedang secara tidak tepat.
Krisis umat Islam pada masa kini adalah krisis ilmu. yaitu menurunnya tradisi keilmuan Islam dan krisis pandangan hidup. Di bawah hegemoni Barat, muslim kini lebih banyak menguasai ilmu – ilmu yang dihasilkan oleh kebudayaan dan pandangan hidup barat. Dan lebih ironisnya, ilmu dipelajari dengan tujuan yang salah, yaitu ilmu untuk materi, kekuasaan, dsb. Hal ini yang sangat perlu untuk diluruskan.
Muhammad Anis Matta menegaskan dalam bukunya “Membentuk Karakter Cara Islam”. Dengan menuliskan, “Demikianlah, penyakit syubhat dan syahwat, sama bersumber dari kelemahan akal dan jiwa.”
Perjuangan para cendekiawan muslim terdahulu menjadi pertanda bahwa kita bisa. Kita kuat dan mampu mengembalikan kejayaan itu kembali dengan kegemilangan oleh tangan-tangan kita saat ini. Tangan yang dapat menciptakan sesuatu yang berharga. Sesuatu yang berguna bagi sesama. Dan itulah tugas kita bersama. Hingga ummat ini tak hanya akan menjadi buih yang tak berarti. Melainkan akan menjadi ombak yang menggemparkan. Ombak yang benar-benar nyata dan mengembalikan kegemilangan. Kegemilangan yang membawa kemaslahatan bagi sekalian alam.
Mari kita satuhan tujuan dan optimalkan seluruh kekuatan potensi yang ada pada diri ini tak lain adalah untuk kita senidiri, untuk agama yang kita cintai. Juga kembalinya rahmat Allah yang tengah menanti
Masih ada harapan..? tentu ada!!
Selama kita masih bernafas, selama Dia masih memberi kita kesempatan utuk hcidup. Maka amanah ini harus kita tunaikan. Menjadi khalifah dimuka bumi ini. Memimpin yang memang seharusnya kita pimpin.
Keharmonisan dan keseragaman merupakan nilai-nilai keindahan yang Allah letakkan dalam segala benda.  Karena Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Allah telah memberikan sebagian kecintaan-Nya terhadap keindahan kepada mahluk agar dapat merasakan keindahan, sebagaimana Allah menganugerahkan sebagian kecil rahmat-Nya kepada mahluk agar saling menyayangi. Termasuk kesempurnaan cita rasa keindahan ini adalah kita beradaptasi dengan fenomena kehidupan ini.
Mari kita bangun Peradaban Islam dengan membangun kembali kejayaan tradisi keilmuan atau intelektual yang berdasarkan pada pandangan hidup Islam secara sinergi yang meliputi seluruh aspek oleh penguasa, ilmuwan, swasta, politikus, militer, dsb. Karena tanpa sinergi seluruh pihak, pembangunan peradaban mustahil dapat dilakukan.
Karena sesungguhnya cikal bakal ilmu yang kini tengah dikembangkan oleh bangsa Barat berasal dari para cendekiawan muslim. Yang kemudian mereka belokkan dan dengan bangga mereka mengakuinya. Mahmud Ahmadinejad menngatakan dalam suratnya, yang ditujukan pada Presiden Amerika George Woker Bush. “Suka atau tidak suka. Dunia sedang bergerak cepat kearah keimanan pada tuhan dan keadilan dan kehendak tuhan akan mengatasi segala sesuatu, dan keselamatan bagi mengikuti petunjuk.”
 Apalagi yang kita tunggu??
Jangan pernah mau tertinggal dalam  berbuat kebaikan. Karena Allah hanya akan membersamai orang yang berlomba-lomba Mardhatillah, para pencari Ridha Allah, yang dengan keridhaan-Nya, Allah tinggikan Izzahnya pada para mahluk langit, juga bumi.

 “Its okay be lost in the beginning, let’s start once again, once again...”
(tidak apa-apa kalah pada awal kita mulai. Mari mulai lagi, melangkah lagi...)
-Little by little, Ost Naruto...-


CREATED BY :
Kiki Rizqi Nadratushalihah PPB UPI 2009
 Terinspirasi dari Seminar Research Institute  dan Pusat Kajian Pendidikan dan Kebijakan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia...^^

Sumber :
·         Yunsirno, Keajaiban Belajar
·         Muhsin Labib dkk, Ahmadinejad! David ditengah Angkara Goliath Dunia
·         Al Banna Shofwan, Palestine Emang Gue Pikirin!
·         Thalib Muhammad. 25 Tuntunan Belajar Islami
·         Anis Matta Muhammad. Membentuk Karakter Cara Islam
·         Ar-Rasyd Ahmad, Life Making, menjadi Aktivis Kreatif
·         Fathi Muhammad, The Power Of Youth (Strategi Menjalani Hidup Bagi Kaum Muda)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Copyright 2009 Pelangi Rizqi
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates