JIKA ANAK SULIT BELAJAR


A.    Pengertian Masalah kelambanan perkembangan belajar
Gejala kelambanan siswa dalam belajar adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari. Olehnya itu seorang guru harus bersabar apa bila diperhadapkan pada siswa yang belum memperlihatkan kemajuan dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibrahim (1991), bahwa: secara umum siswa dalam satu kelas terbagi atas tiga kelompok, yaitu kelompok pandai atau cepat belajar, kelompok sedang dan kelompok lambat belajar, dan dari ketiga kategori ini maka yang terbanyak adalah golongan sedang.
Siswa yang diajar di kelas pada dasarnya sedang dalam proses perkembangann dan akan terus berkembang. Sehubungan dengan perkembangan ini maka kemampuan siswa pada setiap jenjang usia dan pada tingkat kelas juga akan berbeda-beda. Siswa pada usia atau kelas yang lebih tinggi memiliki kemampauan yang lebih tinggi dari yang di bawahnya.
Dari kenyataan ini maka seorang guru dalam memilih bahan dan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa tersebut antara lain: seorang guru dalam menyusun program pembelajaran harus sesuai dengan kemampuan siswa. Dalam hal ini menyusun bahan hendaknya menggunakan krateria sedang, dengan menggunakan metode atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi pula.
1. Kelambanan Siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Kecakapan yang dimiliki masing-masing siswa itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dalam belajar tidak sama dalam penerimaan materi pelajaran, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor. Menurut Oemar Hamalik (1992), terdapat dua faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar, yaitu : (a). Faktor Internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri anak itu sendiri yang disebabkan implikasi perkembangannya, yaitu kebutuhan tak terpuaskan, kurang pengawasan, dan kurang kuat ingatannya. (b). Faktor Eksternal adalah faktor yang bersumber pada pengaruh-pengaruh luar seperti pelajaran yang sulit, cara guru mengajar kurang efektif, kurang menarik minat, sikap yang tidak akur dan alat belajar yang kurang lengkap.
Menyikapi hal ini, maka seorang guru harus memahami perkembangan siswa, hal ini sejalan dengan pendapat Muhibbin (1995), bahwa seorang guru harus mengerti perkembangan dengan segala asfeknya antara lain. (a). Guru memberikan layanan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada para siswa yang relevan dengan tingkat perkembangan. (b). Guru mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu.(c).Guru mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai aktivitas proses belajar-mengajar bidang studi. (d). Guru menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan pengajaran. Jika hal ini dapat dilakukan oleh guru maka sasaran belajar siswa yang menyangkut apa yang harus dikerjakan untuk dirinya dalam belajar dapat tercapai.
Anak yang bermasalah dan memiliki kemampuan intelektual yang rendah biasanya  memiliki kelambanan perkembangan pengertian. Kelambanan perkembangan pengeian berarti anak memiliki kemampuan untuk mengeti sesuatu berada dibawah normal usia tersebut. Misalnya disekolah teman-temannya sudah mampu berhitung hingga 20 tapi anak yang lambat baru bisa berhitung hingga 10 begitu pula dalam kelompok bermain dimana anak tidak bisa mengikut permainan kawannyt karena tidak mengerti.
B.    Karakteristis Anak Yang Lamban Belajar
1.     Rata-rata prestasi belajarnya kurang dari 6,
2.     Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman seusianya,
3.     Daya tangkap terhadap pelajaran lambat,
4.     Pernah tidak naik kelas.
a.     Penyebab kelambanan perkembangan pengertian
a)     Anak dengan perkembangan intelektualnya berada dibawah norma anak seusianya.
b)     Anak kurang memiliki pengalaman untuk mendapatkan kesempatan yang dijadikan sebagai dasar pengertian
c)     Disebabkan karena adanya faktor bawaan yang negatif
d)     Disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mengganggu perkembangan otak yang  normal selama bulan-bulan kritis kehidupan pralahir dan awal pasca lahir ketika otak berkembang cepat
e)     Adanya gizi yang buruk bagi ibu hamil dan anak setelah lahir
f)      Mengalami kerusakan otak yang tidak menguntungkan ketika dalam lingkungan pra lahir atau selama proses kelahiran, sepeti anoksia atau tekanan pada otak janin selama proses kelahiran yang sulit atau pemberian obat yang berlebihan pada ibu untuk mengurasngi kesakitan saat melahirkan.
g)     Anak kurang mendapat rangsangan untuk menggunakan kesempatan dalam memperoleh pengalaman diluar lingkungannya.
h)     Orangtua terlalu melindungi anakya sehingga kurang pengalaman bagi anaknya
b.     Akibat kelambanan perkembangan pengertian
a)     Anak megalami penyesuaian diri yang buruk
b)     Anak tidak berhasil dalam sekolah
c)     Anak tidak sportif dalam bermain karena tidak mengerti lelucon permainan temannya.
d)     Anak mengembangkan konsep diri yang tidak realistia
e)     Anak mengembangkan sikap permusushan terhadap teman seusianya.

Karena masalah anak yang lamban belajar berbeda-beda, maka sulit untuk menetapkan secara akurat masalah mereka yang sebenarnya, bahkan juga belum ada data angka yang tepat dari hasil terapi bagi anak yang lamban belajar. Sebenarnya, masalah ini sangat menarik perhatian para ahli dari berbagai bidang, misalnya para pendidik, psikiater, ahli saraf, dokter anak, dokter spesialis mata dan telinga, juga ahli bahasa. Mereka setelah melihat masalah ini dari sudut pandang yang berbeda-beda, akhirnya secara umum dapat disimpulkan ada dua faktor penyebab anak mengalami kesulitan belajar, yaitu faktor penyakit dan faktor perilaku.
Dari sudut pandang kedokteran, kelambanan anak dalam belajar dianggap berhubungan erat dengan ketidaknormalan dalam otak. Oleh sebab itu, mereka menjelaskan adanya luka pada otak, kurang darah, dan ketidaknormalan dalam saraf sebagai unsur penyebab kelambanan belajar. Dari sudut pandang ahli psikologi, mereka berusaha menyelidiki masalah dari perilaku dan kejiwaan anak yang lamban. Mereka menjelaskan adanya gangguan dalam masalah kognitif, yaitu membaca, menghitung, dan berbahasa.
Departemen Pendidikan Amerika Serikat bagian anak cacat telah menjelaskan standar penentuan bagi anak yang lamban belajar dalam hal penyampaian secara lisan, pengertian secara lisan, penyampaian tertulis, teknik membaca, pengertian membaca, penghitungan matematika, serta kemampuan berpikir logis. Dengan angka IQ, dibedakanlah derajat kelambanan belajar. Bila tidak mencapai nilai standar normal, seorang anak akan dipandang mengalami kelambanan dalam belajar. Tes IQ sendiri telah digunakan secara luas sejak dulu. Meski akhir-akhir ini para ahli mulai meragukan apakah cara penilaian ini dapat dipercaya, namun pada umumnya tingkat kelambanan dalam belajar seorang anak sesuai dengan hasil tes IQ.
Dari sisi pelajaran dan pertumbuhan jasmani hambatan belajar dapat diselidiki.
  1. Segi pelajaran
Dalam segi pelajaran, hambatan bagi anak dapat dilihat dari kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Pada umumnya bila terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan belajar dengan hasil pelajaran, dapat disimpulkan anak tersebut mengalami kelambanan belajar.
  1. Segi pertumbuhan fisik
Hal ini meliputi beberapa hal: berbicara, berpikir, mengingat, dan hambatan fungsi indra. Hambatan berbicara merupakan hambatan belajar yang sering terdapat pada tingkat anak prasekolah, dan umumnya mengakibatkan anak terlambat bicara. Sedangkan masalah hambatan dalam berpikir terlihat dari anak yang mengalami kesulitan dalam membentuk konsep, mengaitkan apa yang dipikirkan, dan memecahkan masalahnya. Seorang anak yang memiliki hambatan dalam mengingat akan kesulitan mengingat apa yang telah ia lihat dan ia dengar, padahal daya ingat merupakan syarat utama untuk belajar. Anak juga tidak mampu memusatkan pikiran pada sesuatu yang harus dipilihnya, ia hanya berlari terus ke sana ke mari, dan tidak memiliki konsentrasi belajar dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan hambatan fungsi indra termasuk hambatan dalam penglihatan dan pendengaran.
Berkaitan dengan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa proses belajar pada dasarnya terdapat prinsip-prinsip yang telah disepakati oleh para ahli pendidikan. Menurut Alvin dalam ( Davies 1987), bahwa prinsip-prinsip dalam belajar adalah:
(a). Hal apapun yang dipelajari, maka ia harus mempelajarinya sendiri. (b). Setiap siswa belajar menurut temponya sendiri sesuai dengan kelompok umur. (c). Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan. (d). Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan secara keseluruhan lebih berarti, dan (e). Apabila siswa diberikan tanggungjawab untuk mempelajari sendiri maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan lebih mengingat secara lebih baik.

C. PENYELESAIAN MASALAH
a. Bimbingan Terhadap Siswa Yang Lambat Belajar
Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang konselor atau guru dalam melakukan bimbingan terhadap siswa yang lambat belajar. Strategi-strategi yang bias dilakukan oleh seorang konselor atau guru antara lain:
1. Bimbingan bagi anak dengan masalah konsentrasi
a) Ubahlah cara mengajar dan jumlah materi
yang akan diajarkan. Siswa yang mengalami masalah perhatian dapat ketinggalan jika materi yang diberikan terlalu cepat atau jika beban menumpuk dengan materi yang kompleks. Oleh karena itu, akan berguna bagi mereka untuk :
Ø  Memperlambat laju presentasi materi
Ø  Menjaga agar siswa tetap terlibat dengan
memberi pertanyaan pada saat materi diberikan. Gunakan perangkat visul seperti membuat bagan/skema garis besar materi untuk memberikan gambaran pada siswa mengenai langkah-langkah atau bagian-bagian yang diajarkan.
b) Adakan pertemuan dengan siswa. Siswa
mungkin tidak menyadari peranan perhatian dalam proses pengajaran. Mereka juga tidak
menyadari kalau perhatian merupakan bidang kesulitan tertentu bagi mereka. Dalam pertemuan ini seorang kita memberikan penjelasan dengan cara yang tanpa memberikan hukuman dan tanpa ancaman akan sangat berguna bagi siswa.
c) Bimbing siswa lebih dekat ke proses pengajaran. Karena tanpa disadari kita telah mengalihkan perhatian kita dari siswa.
Dengan membawa mereka dekat dengan kita secara fisik secara rafia akan membawa si anak lebih dekat lepada proses pengajaran.
d) Berikan dorongan secara langsung dan berulang-ulang. Bisarkan siswa tahu kalau
anda melihatnya ketika sedang memperhatikan. Katakana kontak mata ketika pembelajaran berlangsung itu sangat penting. Cobalah berikan penghargaan atas kehadirannya. Bias juga dengan penghargaan verbal yang dilakukan dengan tenang, dan lembut.
e) Utamakan ketekunan perhatian daripada kecepatan menyelesaikan tugas. Siswa mungkin merasa kecil hati dan tidak diperhatikan bila mereka dihukum karena tidak menyelesaikan tugas secepat orang lain. Membuat penyesuaian dan jumlah tugas yang harus diselesaikan maupun waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas berdasar kemampuan individu mengkin akan sangat membantu dan mendorong bagi sebagaian siswa.
f) Ajarkan self-monitoring of attention.
Melatih siswa untuk memonitor perhatian mereka sendiri sewaktu-waktu dengan menggunakan timer atau alarm jam. Mengajarkan mereka untuk mencatat berbagai interval apakah mereke memberikan perhatian atau tidak pada saat pengajaran. Catatan ini akan membantu menciptakan perhatian yang lebih besar bagi kebutuhan dalam memfokuskan perhatian juga bias berguna dalam strategi untuk memperkokoh keterampilan memperhatikan
“attention skill”.
  1. Pemeliharaan sejak dini
Bila faktor lingkungan merupakan penyebab utama mundurnya daya ingat dalam berpikir, pencegahan awalnya mungkin dengan mengubah lingkungan masyarakat dan lingkungan belajarnya. Perawatan sejak dini juga akan bermanfaat untuk pencegahan. Dalam suatu penelitian, setiap anak tinggal di dalam kamar yang berbeda dan hidup bersama dengan orang dewasa. Mereka mendapat perawatan yang khusus serta cermat dari para perawat wanita yang berpendidikan rendah. Dari hasil tes IQ terlihat adanya kemajuan. Dari sini dapat disimpulkan perawatan dini dan pemeliharaan secara khusus dapat menolong mengurangi tingkat kelambanan belajar.
  1. Pengembangan secara keseluruhan
Usahakan agar anak mau mengembangkan bakatnya sebagai upaya mengalihkan perhatiannya dari kelemahan pribadi yang telah membuat mereka kecewa dan apatis. Pengalaman dalam pelbagai hal akan membuat anak mengembangkan kemampuannya, dan pengalaman yang sukses akan membangun konsep harga diri yang sehat.
  1. Lembaga pendidikan khusus atau umum
Suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah dalam upaya untuk menolong, anak yang lamban belajar sebaiknya bergabung dalam lembaga pendidikan khusus atau lembaga pendidikan umum. Hasilnya, tidak diperoleh suatu kepastian karena adanya perbedaan pendapat. Kesimpulannya, dari segi nalar tidak ditemukan adanya peningkatan ketika anak berada di lembaga pendidikan khusus. Hasil belajarnya pun tidak lebih baik dibandingkan dengan mereka yang bergabung di lembaga pendidikan umum. Dalam hal pergaulan, mereka yang ada di lembaga pendidikan umum mungkin mengalami perasaan seperti diasingkan oleh teman-temannya, tetapi di sana mereka dapat memiliki harga diri yang lebih tinggi daripada yang mengikuti pendidikan di lembaga khusus. Bagi anak yang lamban belajar, yang terpenting bukanlah di mana mereka disekolahkan, tetapi bagaimana mereka mendapatkan pengaturan lingkungan belajar yang ideal.
  1. Memberikan pelajaran tambahan
Sekolah dapat mengatur atau menambah guru khusus untuk menolong kebutuhan belajar anak. Dapat juga dengan menyediakan program belajar melalui komputer. Dengan demikian, mereka dapat belajar tanpa tekanan dan memperoleh kemajuan yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri. B.F. Skinner mengatakan bahwa penggunaan mesin mengajar akan sangat bermanfaat bagi mereka. Dewasa ini komputer telah menjadi alat pendidikan yang populer. Gereja atau sekolah dapat menggunakannya untuk mendidik anak yang lamban belajar.
  1. Latihan indra
Kesulitan belajar bagi anak yang lamban berhubungan erat dengan intelektualitasnya. Jadi, penting juga untuk memberikan beberapa teknik latihan indra kepada mereka.
    1. Latihan indra
Dengan latihan ini anak dilatih untuk mengenal lingkungan melalui penglihatan, pendengaran, atau perabaan. Misalnya, mengenal benda melalui perbedaan bentuk atau suara. Dengan mata tertutup anak diajak untuk mengenal bentuk, kasar, atau halus suatu benda. Semua latihan tersebut dapat mempertajam indra anak.
    1. Latihan koordinasi
Hal-hal yang termasuk dalam latihan koordinasi ialah menggunting, mewarnai, meronce, mengikat, melakukan estafet, atau gerakan lainnya. Latihan tersebut kemudian disatukan dengan gerakan dalam kehidupan sehari-hari seperti: memakai atau menanggalkan sepatu, menyikat gigi, menyisir rambut, menuang air, dan sebagainya.
    1. Latihan konsentrasi
Melalui latihan ini anak dilatih untuk memerhatikan rangsangan-rangsangan yang ada di luar, melalui permainan, nyanyian, meniru gerakan guru, bermain kartu, atau berkejar-kejaran untuk melatih konsentrasinya.
    1. Latihan keseimbangan
Rasa keseimbangan akan menenteramkan emosi anak dan menolong melatih gerak-gerik tubuh mereka. Misalnya, belajar berbaris, menari, menaiki papan titian, senam irama, dan sebagainya.
  1. Prinsip Belajar
Semua usaha yang melatih anak untuk meningkatkan daya belajarnya, sebaiknya memerhatikan prinsip dan keterampilan belajar.
    1. Usahakan agar anak lebih banyak mengalami sukacita karena keberhasilannya. Hindarkan kegagalan yang berulang-ulang.
    2. Dorong anak untuk mencari tahu jawaban yang benar atau salah dengan usahanya sendiri. Dengan demikian, anak dapat dipacu semangatnya untuk belajar.
    3. Beri dukungan moril atas setiap perubahan sikap anak agar mereka puas. Kadang-kadang berilah hadiah kepada anak.
    4. d. Perhatikan taraf kemajuan belajar anak, jangan sampai kurang tantangan dan terlalu banyak mengalami kegagalan.
    5. Lakukan latihan secara sistematis dan bertahap sehingga mencapai kemajuan belajar.
    6. Boleh memberikan pengalaman berulang yang cukup, tetapi jangan diberikan dalam jangka pendek.
    7. Jangan merencanakan pelajaran yang terlampau banyak bagi murid.
    8.  Gunakan teknik bahasa yang melibatkan lebih banyak penggunaan indra.
    9. Lingkungan belajar yang sederhana akan mengurangi rangsangan yang tidak diinginkan. Aturlah tempat duduk sedemikian rupa agar mereka tidak merasa terganggu.
  1. Dukungan orang tua
Dorongan dan bantuan orang tua erat hubungannya dengan hasil belajar anak yang lamban. Bila dalam mengulangi apa yang dipelajari di sekolah, orang tua bekerja sama dengan guru dalam memberikan metode dan pengarahan yang sama, tentu akan diperoleh hasil yang lebih baik. Bila memungkinkan, ibu boleh meminta izin untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah. Ikutilah seminar-seminar mengenai anak yang lamban belajar untuk menambah wawasan Anda.
Sesungguhnya setiap anak terlahir cerdas. Ini paradigma baru dalam pendidikan yang sedang berkembang. Paradigma ini mungkin bertentangan dengan persepsi yang diyakini selama ini, bahwa anak cerdas berjumlah terbatas daan mereka menempati lapisan tertentu dalam dunia manusia. Penemuan baru tentang kecerdasan pada semua anak diharapkan dapat mengubah pendekatan pendidikan yang selama ini terlanjur mapan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Copyright 2009 Pelangi Rizqi
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates