Malam
ini, aku persembahkan cintaku. aku tahu...bukan saja hanya malam ini. Sudah dua
puluh satu tahun aku hidup. Karenamu, yah karena kasih sayangmu. Membersamaiku
tumbuh menjadi wanita yang merasa sempurna karena memilikimu disetiap bahagia
dan dukaku. Menemaniku bermetamorfosa menjadi manusia seutuhnya.
Sedang
apakah saat ini? aku yakin kau masih terjaga.
Menyiapkan apa yang harus dibawa esok apakah itu tugas kuliah yang
belum rampung. atau juga bekal yang harus
dibawa oleh anakmu ke sekolah.
Ummi,...
Semoga kau tahu
bahwa aku menulis tentangmu saat ini bukan hanya karena esok hari ibu. karena
bagiku. setiap hari wajahmu yang meneduhkan itu selalu memenuhi benakku.
ummi,..
Sedang apakah engkau saat ini? pasti tengah
sibuk menyelesaikan rapot anak-anak yang tak pernah habis. bahkan mengarahkan
mereka untuk bersemangat untuk tetap sekolah meski banyak yang tak mampu.
ummi..
Sedang apakah kau saat ini?
Menyempatkan
mencuci dimalam hari. menunggui mesin cuci itu berhenti sambil mendengarkan
anakmu bercerita tentang sekolahnya. juga sambil menemani anakmu mngerjakan Pr nya.
Ah, bukan karena
tak mampu untuk membayar orang untuk membantu. aku tahu..dan sangat tahu. bapak
bahkan selalu menawarkannya hampir setiap hari.
namun kau telah
tahu. bahwa pahala lelahmu tak ada yang menyamai.
Ummi...
Kau tak pernah mengeluh saat pulang sehabis mengajarmu. saat seragam itu masih
kau kenakan. kau tengah siap untuk bertempur pada sesi selanjutnya. menyiapkan
makanan untuk keluargamu. dan kau lakukan itu dengan tulus.
Ummi..
kau mengajarkan
kami meski tak lewat lisan. Peraturan ketika adik-adik masih sangat kecil. dan
aku tengah beranjak dewasa. membuat kami mengerti banyak hal. siapapun yang
pulang lebih dulu. dia harus memasak. kau telah menyiapkan bahan masakan yang
telah kau pesan yang kau simpan dikulkas. kau pun selalu mengajari kami untuk
tidak bergantung pada orang lain. ketika tengah sendiri. maka yang harus
dilakukan adalah bagaimana menjaga diri dan berusaha untuk tidak merepotkan
orang lain.
Kau tak pernah
marah ketika aku, dan adik-adik memasak sayur sop yang berubah rasa menjadi
saur asam. atau tumis menjadi sayur bening. juga memasak ikan yang sangat manis
atau asim. kau hanya tersenyum. ketika kami semua protes. meskipun tetap
memakannya dengan lahap. dan kau tahu ummi..
aku dapat
mengerti mengapa kau lakukan semua itu.
semua
anak-anakmu kini telah bisa memasak.
sampai sibungsu
yang kelas satu SMP pun telah terbiasa untuk belajar membantu kakaknya
berbelanja atau membantu ini itu saat memasak bersama. ia akan bersemangat
untuk ikut mengawal kepasar.
ummi...
Selalu rindu
saat shaum tiba. jadwal mencuci piring sudah dibuat. mencuci sehabis buka dan
mencuci piring sehabis sahur. dan hal konyol yang kau lakukan adalah selalu
menggantikan adik bungsu yang sedikit sulit untuk mencuci piring. memang ia
sangat aktif saat ini. usianya yang sudah mulai beranjak dewasa tak membuat
semangat bermainnya luntur. ia tetap saja masih dengan senang mengoleksi
kelereng, petasan, dan hal lain yang berbau anak kecil. maklum sedikit tomboy.
ia bahkan sering berlari-lari kemesjid untuk mengantri mic dengan sabar dengan
teman-teman laki-laki lainnya untuk takbiran malam idul fitri. setelah itu
berlari kerumah. dengan nafas terengah-engah ia berkata “ teteeeeh denger gak tadi
ifa takbiran.” wajahnya yang menggemaskan itu berkata dengan mata berbinar.
aku dan
adik-adik tengah membantu ummi merampungkan membuat kue mendadak berhenti.
“oh iya?” aku
menjawab tak kalah antusias.
“Harusnya kalau
ifa mau takbiran bilang dulu, teteh, umi, bapak ifa mau takbiran. dengerin
nih.” sontak semua tertawa. termasuk ifa yang tadinya kebingungan ikut tertawa.
tak berapa lama kemudian menghilang. kembali bermain.
kau selalu
menyempatkan i’tikaf sejak subuh hingga waktu duha habis. setelah libur sekolah
pekan terakhir ramadha. kau selalu bilang.
“Ummi itu punya
banyak tanggungjawab. punya suami dan anak-anak. jadi i’tikafnya hanya pada
waktu ini saja. mumpung masih muda. yang semangat i’tikafnya jangan cuma tidur.
hingga kami bergiliran i’tikaf. dan yang tidak i’tikaf maka dijadwal untuk
mengantarkan makanan sahur dan buka untuk kakak atau adiknya.
ah ummi..kau
selalu berkata. “teteh..defifi lagi pulang kasian uminya lagi kuliah jadi ga
bisa nemenin. teteh ingatkan de Ani untuk Liqo, teteh, Ifa sama Ayu lagi lomba
class meeting. teteh. ummi lagi pilek. atau sekedar sms lagi apa? jaga
kesehatan.
ah, itu sja
membuatku luruh ummi.
setiap malam
sebelum tidur, kau selalu memastikan anak-anakmu tertidur dengan nyaman.
memeriksa satu persatu kamar. apakah
lamu masih menyala? belum memakai selimut? atau lupa untuk menutup pintu
karena tidur kelelahan. dan kau melakukannya setiap hari. yah setiap hari. tak
pernah lupa. seolah hal itu menjadi kebiasaanmu. memastikan anakmu tertidur
dengan nyaman, dan memberikan kesempatan untuk belajar sampai larut dengan
mengingatkan untuk beristirahat.
Terimakasih ya
Allah,
kau karuniakan
malaikat shalihahku...
terimakasih hingga
kini aku dapat merasakan indahnya mengenal-Mu lewat lisannya.
terimakasih
atas rizqi dan karuniamu aku dapat tumbuh sehat dan bahagia melalui belaian dan
kasih sayangnya.
wanita tangguh
nan sabar itu, malaikat shalihahku yang kusebut Ummi...
malaikat yang
bergelar bidadari syurga yang ku sayangi...
ummiku...
membesarkan
lima bidadari yang dititipkan-Nya tanpa mengeluh.
memberikan
kasih sayang yang tak pernah pamrih.
bersama seorang
pangeran tangguh yang tampan dan shalih. pangeran yang menemanimu selama ini.
pangeran yang tak pernah lelah shalat malam dan sabar pada kelima bidadarinya
yang tengah beranjak dewasa.
dialah
pelindung kami. ummi dan bapak. terimakasih sudah menitipkan kami pada mereka.
sayang ummi,
bapak..:-)