Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Berbagai Negara
1)
Perkembangan Bimbinga dan Konseling di Indonesia
Layanan Bimbingandan Konseling di Indonesia telah mulai dibicarakan
secara terbuka sejak tahun 1962. Hal ini ditandai dengan adanya prubahan
sistempendidikan di SMA, yaitu terjadinya perubaan nama menjadi SMAGaya
Baru,dan berubahnya waktu penjurusan,yang awal
dikelas 1 menjadi kelas II.Program penjurusan ini merupakan respon akan
kebbutuhan penyaluran para siswa kejurusan yang tepat bagi dirinya secara
perorangan. Dalam rencana pembelajaran SMA aya Baru, di antaranya ditegaskan
sebagai berikut :
Dikelas I setiap pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal
bakat dan minatnya,dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran yang
ada di SMA,dan dengan bimbingan penyuluhan yang teliti dari para guru maupun
orangtua.
Dengan mempergunakan peraturan kenaikan kelas da bahan-bahan catatan
dalam kartu pribadi setiap mired,para elajar disalurkan ke kelas II kelompok
khusus : Budaya, social, pasti da Pengetahuan Alam.
Untuk kepentingan tersebut,maka pengisian kartu pribadi murd harus
dilaksanakan seteliti-telitinya(Rocman Natawidjaja, 1971).
Perumusan pencantuman resmi did ala rencana pembelajaran SMA ini
disusul dengan berbagai kegiatan pengembangan layanan bimbingan dan Konseling
di sekolah,seperti rapat kerja,penataran,da lokakarya. Puncak dari usaha ini
adalah didirikannya jurusan bimbingan dan penyuluhan di Fakultas Ilmu Pedidikan
IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Negeri. Salah satu yang membuka
jurusan-jurusan Bimbingan dan Penyuluhan adalah IKIP Bandung,yaitu pada tahun
1963. Dengan diperkenalkannya gagasan sekolah embangunan pada tahun
1970/1971,peranan bimbingan kembali mendapat perhatian. Gagasan Sekolah
Pembangunan ini kemudian dituangkan dalam programSekolah Menengah Pembangunan
Persiapan (SMPP),yang berupa proyek percboaan dan peralhan dari system
persekolahan lama menjadi sekolah pembangunan.Pembentukan SMPP ini dimaktubkan
dalam surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 0199/0/1973. Untu
meaksanakan bimbingandan penyuluhan di SMPP ini,Badan Pengembangan Pendidikan Departemen
Kebudayaan telah menyusun Program Bimbingan
dan Penyuluhan SMPP.
Usaha mewujudkan system
sekolah pembangunan tersebut dilaksanakan melalui proyek pembaharuan
pendidikan,yang diberi nama proyek perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). PPSP
ini diujicobakan didelapan IKIP, Yang diantaranya adalah IKIP Bandung dan
Jakarta.Badan Pengembangan Pendidikan,melalui Lokakarya-lokakarya telah
berhasil menyusun dua naskah penting dalam sejarah perkembangan layanan
imbingan di Indonesia,yaitu sebagai berikut.
Pola Dasar Rencana dan Penembangan Program Bimbingan dan Penyuluhan
melalui Proyek-proyek Perintis Sekolah Pembangunan.
Pedoman Operasional Pelayanan Bimbingan pada Proyek-protek Perintis
Sekolah Pembangunan.
Sasaran formal bimbingan dan konseling deprogram di sekolah sejak
diberlakukannya kurikulum 1975,yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan
merupakan bagian integral dalam pendidikan disekolah,. Pada tahun 1975 berdir ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia(IPBI) Di Malang.IPBI ini memberikan pengaruh yang sangat berarti
terhadap perluasan program bimbingan di sekolah.
Setelah melalui pemantapan,maka dalam decade 80-an bimbingan
diupayakan agar lebih mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan
layanan bimbingan yang professional. Upaya-upaya dalam decade ini lebih
mengarah pada profesionalisasi yang lebih mantap. Beberapa upaya dalam
pendidikan yang dilakukan dalam decade ini adalah Penyempurnaan kurikulum, dan
kurikulum 1975 kekurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984 telah dimasukkan bimingan
karir didalamnya.
Usaha memantapkan bimbingan terus dilanjutkan dengan diberlakukanya
UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal I ayat I
disebutkan bahwa : “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiakan peserta
didik melalui keggiaan bimbingan,pengajaran,dan/atau latihan bagi peranannya
dimasa yang akan dating”.
Posisi bimbingan yang termaktub dalam Undang-undang No.2 diatas
diperkuat dengan peraturan pemerintah (PP) No.28 Bab X Pasal 25/1990 dan PP
No.29 Bab X Pasal 27/1990 yang menyatakan bahwa :” Bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada siwa dalam rangka upaya menemukan pribadi,mengenal
lingkungan,dan merencanakan masa depan.”
Penataan bimbingan erus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan
No.84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Areditnya. Dalam pasal 3
disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan,melaksanakan
program bimbingan,dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap pesta
didik yang menjadi tanggung jawabnya. Pada tahun yang sama keluar juga Surat
Keputusan Bersama Mendikbud dengan Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan No.26 tahun
1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
yang tercantum pada BAB III Pasal 4 ayat I,2,dan 3 yaitu sebagai berikut :
Standar Prestasi Kerja Guru Pratama sampa Guru Dewasa Tingkat I
dalam melaksanakan PBM atau Bimbingan meliputi hal berikit.
Persiapan program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan
konseling (BK)
Penyajian program pengajaran atau prakti atau bimbingan dan
konseling
Evaluasi program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan
konseling.
Standar Prestasi kerja guru Pembina dampai guru utama selain
tersebut pada ayat I ditambah dengan hal berikut.
Analisis hasil evaluasi pengajaran atau praktik atau BK.
Penyusunan program perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut
pelaksanaan BK.
Pengembangan profesi dengan angka kredit sekurang-kurangnya 12”(dua
belas).
Khusus standar prestasasi kerja guru kelas,selain tersebut pada ayat
I dan 2,sesuai dengan jenjang jabatannya ditambah melaksanakan program BK dikelas
yang menjadi tanggung jawabnya.
Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia enjadi semakin
mantap dengan terjadinya perubahan nama orgamisasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia(IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingandan Konseling Indonesia(ABKIN) pada
tahun 2001.Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa
bimbingan dan konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan
dan kepercayaan public.
1. Sebelum kemerdekaan
Taman siswa yang
dipelopori oleh kiHajar Dewantara yang dengan gigih menanamkan nasionalisme dikalangan
siswanya. Lebih dari itu, filsafah dasarnya yang terkenal yakni tutwuri
handayani.mengandung makna yang sangat mendalam dilihat dari susut pendidikan. Dari
susut pandangan bimbingan azas tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi
pelaksanaan bimbingan, dengan dasar itu siswa dibantu untuk mandiri melalui
prinsip keteladanan, motivasi dan bimbingan
v Dekade 40an perjuangan
v Dekade 50an tantangan
v Dekade 60an perintisan
v Dekade 70an Penataan
v Dekade 80an pemantapan
v Dekade 90an menuju kearah profesionalisasi
v Dekade 2000an pemantapan profesi Bimbingan dan
Konseling
Sejak lahirnya sebagai ikatan petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) pada bulan Desember 1975 di Malang, organisasi
profesi bimbingan dan konseling ditanah air terus dilakukan, terakhir dengan
penerbitan Standar Kompetensi Konselor Indonesia (SKKI), yang disahkan melalui
surat keputusan nomor 0011 tahun 2005 pada tanggal 25 Agustus 2005 dalam rapat
Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling (PBABKIN) di Bandung. Dalam
pertemuan ketua-ketua jurusan/program studi Bimbingan dan Konseling LPTK-LPTK
negeri se Indonesia yang diselengarakan pada tanggal 10-12 pebruari 2006 di
Universitas Negeri Jakarta (UNJ), disepakati untuk menggunakan SKKI sebagai
rujukan dalam pengembangan kurikulum programstudi S-1 Bimbingan da Konseling di
lembaga-lembaga masing-masing.
Di dorong oleh kehendak untuk
melakukan penataan diri secara menyeluruh, PBABKIN menyelenggarakan Rakernas
dengan melibatkan semua komponen dalam tubuh ABKIN pada tangal 4-7 Januari 2006
di Wisma UNJ, Rawamangun Jakarta.Pada Rakernas itu, Bapak Direktur Jenderal
Pedidikan Tinggi berkenan memberikan audiensi dan memberikan arahan serta
dorongan kepada segenap peserta Rakernas untuk dilakukannya Penataan Pendidikan
Profesional Konselor. Dan dari hasil kegiatan tersebut dibawa ke konvensi
Nasional ABKIN yang ke XV yang diselenggarakan pada tanggal 4-7 Juli 2007 di
Palembang. Adapun ketujuh dokumen yang dimaksud adalah :
1.
Naskah
Akademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor,
2.
Rambu-rambu
Penyelenggaan Program Pendidikan Profesinal Konselor Pra jabatan,
3.
Rambu-rambu
Penyelenggaraan Layanan Bimbingandan Konseling khususnya dalam jalur pendidikan
formal,
4.
Rambu-rambu
penyelenggaraan program Sertivikasi Konselor dalam-jabatan,
5.
Rambu-rambu
penyetelan Kemampuan Pendidik Konselor Dalam-Jabatan, Pedoman penerbitan izin
praktik bagi konselor. Dengan demikian, penyelesaian ketujuh dokumen ini
merupakan upaya Ssosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia untuk mengatur diri
secara menyeluruh.
1)
Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Eropa
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui
sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya
tahun 1879 – yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu –
pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat
dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelekstual di
Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Berdasarkan pandangan tersebut, bagian Sejarah Psikologi ini akan
dibagi ke dalam beberapa periode dengan berbagai tokohnya.
Psikologi sebagai bagian dari filsafat
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Psikologi sebagai ilmu yang mandiri
Memasuki abad ke-20, psikologi berkembang dalam berbagai school of thought. Kalau Wundt
meletakkan dasar bagi psikologi dengan pandangan strukturalisme, maka selanjutnya
berbagai aliran utama yang muncul adalah sebagai berikut.
- Fungsionalisme
- Behaviorisme
- Psikoanalisa
- Psikologi Gestalt
- Psikologi Humanistik
2. Riwayat dan pemikiran Wundt.
Wilhelm Wundt (1832-1920) dilahirkan di Neckarau, Baden, Jerman,
dari keluarga intelektual. Ia menamatkan studi kesarjanaannya dan memperoleh
gelar doktor di bidang kedokteran dan tertarik pada riset-riset fisiologis. Ia
melakukan penelitian di bidang psikofisik bersama-sama dengan Johannes Mueller
an Hermann von Helmholtz. Karya utamanya pada masa-masa ini adalah Grundzuege
der Physiologischen Psychologie (Principles of physiological psychology) pada
tahun 1873-1874.
Wundt memperoleh posisi sebagai professor dan mengajar di Universitas Leipzig dimana ia mendirikan Psychological Institute. Laboratorium psikologi didirikan pada tahun 1879, menandai berdirinya psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu ilmiah. Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedungnya hancur dalam PD2.
Wundt memperoleh posisi sebagai professor dan mengajar di Universitas Leipzig dimana ia mendirikan Psychological Institute. Laboratorium psikologi didirikan pada tahun 1879, menandai berdirinya psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu ilmiah. Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedungnya hancur dalam PD2.
Selama di Leipzing, Wundt adalah seorang pengajar yang sangat
produktif, membimbing 200 mahasiswa disertasi, mengajar lebih dari 24.000
mahasisiwa, serta menulis secara teratur.Pada tahun 1900 ia memulai karya
besarnya, Voelkerpsychologie, yang baru diakhirinya pada tahun 1920,
tahun dimana ia wafat. Karya ini berisi pemikirannya tentang sisi lain dari
psikologi, yaitu mempelajari
Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles
of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie.
Sejarah Bimbingan dan Konseling di Eropa
ü Periode pertama : (1898-1950) ; Perintisan
ü Jesse.B.Navis : (1898-1907) Konselor SM di Detroid
ü Eli Weaver : (1906) Booklet memilih suatu
karir
ü Frank Parson : (1908) Ahli
Ekonomi,Matematika,Politik,dan hokum)memimpin
gerakan Bimbingan vokasional
ü CW.Beers : Gerakan Kesehata Mental
ü Alfred Binet : Psikometrika dan Perbedaan
Individual (Tes Intelegensi)
ü Carl Rogers : Konseling non medis dan non
Psikoanalitik
Kekuatan sosial dan ekonomi pada perkembangan masyarakat terutama pasca
perang.
1.Periade Parson(Bapak Bimbingan dan Konseling dan Bimbingan karir)1908
- Faktor pendorong:
- Ragam karir
- Kemajuan industri
Amerika serikat
- Banyaknya siswa SLTP
dan SLTA
- Banyaknya pemuda
kembalidari perang Dunia 1
- Menikah,
- Baby Boom,
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Bimbingan Pendidikan
- Bimbingan karir
0 Response to "Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Berbagai Negara"
Post a Comment